Senin, Oktober 08, 2007

keluarga baruku


Ini adalah orang-orang yang paling berkesan sepanjang perjalananku selama ini. Tanpa mereka aku layaknya sebatang pohon yang menggeliut kemana angina berhembus. Dari mereka aku aku belajar hidup, prinsip, kepribadian, bahagia, menangis. Tapi itulah membuatku lebih berarti. Thanks for all.




Read More......

Berani Menggungkapkan Rasa



Rama: hai Sinta…… sorry lama ya nunggunya?
Sinta: hai Rama….. baru aja aku nyampe sini. Yaaah everything is ok..
Rama: ga’ ada kuliah?
Sinta: baru aja selesai, ntar jam 13.00 ada ujian mid semester, do’ain ya..!
Rama: is ok.., doaku akan selalu mengiringimu.

Terdiam sejenak tanpa ada kata-kata, hanya saling menetap sesekali tersipu.

Rama: disini udaranya semilir ya, serasa teduh.
Sinta: ya iyalah secera gitu loo, pohonnya kan rindang. Btw, Rama mau ngomongin apaan ya sama Sinta?

Rama mengembuskan nafasnya lalu mendesah pelan, sepelan angin siang itu

Rama: aku gak tau, mau memulainya dari mana
Sinta: memang tentang apaan?
Rama: ceritanya panjang, abstrak dan absurd hingga aku sulit mengungkapkan lewat kata-kata.
Sinta: ah… Rama sukanya bikin penasaran aja. Kalau sulit, sekarang konkretnya kaya apa deh!
Rama: untuk hal ini ga bisa di konkretkan, karena ini suatu yang luhur, suci nan absbtrak.
Sinta: jadi…. …?
Rama: Sederhananya, aku pengen ungkapkan maaf aja sama Sinta.
Sinta: Maaf apaan, emang rama salah apa?
Rama: aku merasa bersalah aja. Selama ini aku dah sering ganggu waktu Sinta lewat nelfon malam-malam, sms terus-terusan, pengen tahu segala sesuatunya tentang Sinta.
Sinta: Is ok, ga apa-apa kok.
Rama: aku jadi ga enak aja!
Sinta: santai aja lagi….

Keduanya terdiam, sembari menikmati pemandangan kanan-kiri.


Rama: kata foucolt bahwa segala sesuatu tidak bebas nilai. Pernah baca tentang teori itu ga?
Cinta: ya pernah..… segala sesuatu juga tidak bebes kepentingan
Rama: Sebenarnya kalau boleh jujur yang ku laikuin selama ini (sering sms, nelfon, ngurusi kepribadian) ke cinta juga ga bebas nilai, tapi bentuk representasi dendamku pada cinta.
Sinta: dendam….! Memeng sinta salah apa sih?
Rama: sinta ga salah, tapi bagiku sinta adalah penjahat wanita yang paling kejam di dunia ini melebihi kekejaman nazi, bahkan diktator Hitler.
Sinta: terus kejahatanku seperti apa? Maaf….maaf….
Rama: sinta ga jahat secara fisik, tapi secara emosi, dirimu selalu menghantui setiap detik waktu aku. Tapi aku senang dengan hantumu itu, hantu itu membuat aku mabuk rindu. Hingga aku sekarang ga bisa melupakannya
Sinta: kamu ga berusaha mengusirnya?
Rama: sempat aku sesekali mengusirnya. Tapi aku ga mampu, dia lebih kuat bahkan sekarang terpaku dan tertanam jauh dan tulus duduk di lubuk hatiku terdalam. Kamu selalu hadir dan mengada dalam lintasan pikiranku, kamu meneduhkan hatiku, menyemai damai dalam damai. Seperti bersamamu saat ini, kedamaian ada dalam tiap detiknya.

Keudanya membisu, saling menatap mesra… berbagai perasaan campur aduk

Sinta: maksud rama?
Rama: sederhananya, ijinkan aku untuk hadir dan mengada di hati sinta, ijinkahlah aku ikut senang dikala bahagia, biarlah aku jadi obat dikala sinta sedang sakit, biarklah aku meneduhkan dikala sinta serasa panas. Biarlah aku ikut menyemai dalam damaimu.
Sinta:……???????????

Read More......