Ada kerinduan menginginkan suasana seperti yang diceritakan oleh orang-orang dahulu, tetapi aku lebih percaya ada zeitgeisth yang berbeda antara pada masaku dengan kini. Persoalannya, dengan segala yang kita anggap kurang saat ini kita mau melakukan apa? Kalau berkaca pada Nabi dahulu, betapa beliau orang yang paling sunyi dan sendiri untuk mengubah lingkungannya yang luar biasa brengsek itu. Sekadar contoh, dalam waktu tiga tahun, beliau hanya mendapat sekitar 5-6 orang. tiga tahun, min. tiga tahun. toh beliau punya keyakinan, bisa. meski juga di tengah-tengahnya sering terseok dan patah arang. aku berharap, kamu, dan sedikit orang di Amanat memiliki keinginan sama. hanya butuh sedikit, tidak banyak. Tan Malaka, Semaoen, Soe Hok Gie dan tentu juga Pramoedya. Sendirian. untuk apa katamu tadi? Mengubah dunia? ya mengubah dunia. Ubahlah kalau mampu. Apa yang kau sebut ketidakberuntungan itu bisa jadi juga dialami oleh setiap rezim. padahal aku melihat, kini, dengan kondisi fasilitas yang lebih baik karena ada american corner, internet, sehingga kita serasa seperti di global village (ini istilahnya john naisbitte kalau nggak salah). it mean, kamu lebih beruntung. Manfaatkan saja yang ada. Sapa tahu, ke depan akan berguna. Oh iya. satu hal yang sering kulihat dari orang-orang yang kini diangga berhasil oleh generasinya, serius. di wilayah manapun itu.
Senin, Mei 15, 2006
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
what do you mean with "kamu"?is it me?serius...aku juga pengen serius ama kamu.tapi,aku masih dalam tahap.. belajar bersabar.tak usah kau ikutan mengujiku.biar sang waktu dan pengalaman yang melakukannya. padamu. yang kuminta "doakan aja aku bisa sesabar kamu"
tuntun terus langkahku
Posting Komentar